Oleh : Hendri Gunawan
Fenomena anak nongrong dipinggir jalan atau apalah istilah nya, di Jawa Barat daerah Citayem yang akhirnya viral, membuat hampir kaula muda sibuk dengan fenomenal tersebut.
Dari kalangan artis ibu kota tidak mau ketinggalan dengan viral nya Citayem fashion week, entah apa yang menjadi sensasi.
Bagi kalangan tetentu hal fenomena tersebut merupakan pundi-pundi rupiah yang menjadi peluang bisnis, apakah menjadi konten dan lainnya.
Hal tersebut bagi kalangan lainnya menurut pakar komunikasi, ini eksistensi diri dikalangan anak muda, yang menampilkan eksistensi diri.
Yang biasa nongkrong dipinggir jalan, menjadikan ekspresi diri dengan eksistensinya, menampilkan jati dirinya atau mencari jati diri.
Kemudian menjadi viral, bahkan munculnya fenomena tersebut jadi perhatian media sosial dan media lainnya.
Jika di analisa kemudian di kaji hal tersebut dari sudut pandang tetentu akan menjadi kontra produktif, namun kontra produktif inilah yang menjadi viral
Jika dikaji dengan berbagai analisa yang dalam, fenomena ini juga bisa menjadi hal yang produktif jika dibangun komunikasinya dengan baik.
Tergantung pendekatannya, jika pendekatannya membuat mereka menjadi baik penerimaannya, dasar pokoknya bisa terpenuhi.
Nah ini yang harus di analisis lebih dalam sebelum menjustifikasi fenomena citayem fashion week ini lebih jauh.
Kemudian di ikuti di daerah kota besar lainnya, semaraknya membuat terganggu lalu lintas padat, padahal fashion week ini tidak juga harus dijalanan ramai, bagaimana bisa mengemasnya dengan baik hingga viral.
Bisa dilakukan ditempat lain, agar tidak mengganggu lalu lintas padat, pejalan kaki sudah disediakan oleh pemerintah, itupun jika dilakukan fashion week tidak mengganggu pejalan kaki lainnya.
Apakah akan muncul fashion week taman melati atau imam bonjol nantinya di kota Padang dan daerah Sumatera Barat lainnya, jika itu tetjadi sangat luar biasa fenomena tersebut, wallahu'alam.[*]